Senin, 18 April 2011

Ayah kembalikan tangan Dita

Sepasang suami isteri seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur.Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “Kerjaan siapa ini !!!” ….Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih2 melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘ Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?” hardik si isteri lagi.Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “DIta yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik …kan!” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali2 ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan.Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa… Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka2 dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka2nya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab bapak si anak.Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita demam, Bu”…jawab pembantunya ringkas. “Kasih minum panadol aja ,” jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya. Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik. Pukul 5.00 sudah siap” kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah. “Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. “Ayah.. ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi… Dita sayang ayah.. sayang ibu.”, katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. “Dita juga sayang MbokNarti..” katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.“Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tdk akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti?… Bagaimana Dita mau bermain nanti?… Dita janji tdk akan mencoret2 mobil lagi, ” katanya berulang-ulang.Serasa copot jantung si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung2 dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf.NB: Buat anda yang telah menjadi orang tua dan atau calon orang tua. Ingatlah….semarah apapun anda, janganlah bertindak berlebihan. Sebagai orang tua, kita patut untuk saling menjaga perbuatan kita especially pada anak2 yg masih kecil karena mereka masih belum tahu apa2.dan ingatlah, anak adalah anugrah dan amanah yang dititipkan oleh TUHAN untuk kita.

Jumat, 18 Februari 2011

Memory in Paris van Java (12-14 febuari 2011)








Bandung...Here I come...Yup  setelah beberapa kali hambatan menuju kota kembang or paris van java..Akhirnya saya sampai juga di kota ini, kota yang ditetapkan sebagai tempat bertemunya chatter MFB  Indonesia ^_^ Duh jadi tidak sabar bertemu teman-teman MFB di dunia nyata.

Sebenarnya tanggal 13 febuari 2011, ditetapkan sebagai hari pertemuannya tapi ada beberapa teman yang sudah hadir pada hari sebelumnya, termasuk saya. Hehehehe lebih baik dateng duluan daripada telatkan?^_~v

Bener-bener gak nyesel dech dateng ke kota kembang ini, meski baru pertama kali bertemu tapi rasanya sudah lama saling kenal..rasa kekeluargaannya sangat kental, yang paling disesalkan adalah pas tiba hari perpisahan. x_x saya yakin itu juuga dirasakan oleh teman yang lainnya...

Untuk teman-teman yang tidak bisa hadir..ini ada oleh-oleh dari Bandung untuk kalian semua ^_^
1) Foto-foto yukkkkkkkkk






2) Sleeping time..............




3)Gaya dolo aaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhh







4. meeting...ting...ting...



5.Tangkuban perahu here we come ^_^











Rabu, 26 Januari 2011

Sehati in Memory



"Jangan lupa rumus 227 ya................" suara Teh Riri kembali tergiang  ketika memandang foto yang tak sengaja ku temukan dikumpulan berkas. Tiga tahun yang lalu pasti aku bingung jika  Teh Riri menyebutkan kata-kata itu.
"227 itu apa sih?" kepada salah satu temanku.
"Tarik kekanan 2cm kekiri 2cm tahan 7 detik........"
Bukannya puas mendapat jawaban seperti itu aku malah tambah bingung.
"Apanya yang ditarik???"
"Senyum Non maksudnya....."

"Ooooo....begini kah maksudnya..."Kataku sambil memperagakannya
"Iya tapi jangan keseringan seperti itu."
"Loh bukannya bagus,Teh"
"Nanti disangka orang gila hehehehehehehe"


Rindu sekali dengan kalian...Terutama pada bidadari yang sedang mengendong anak lelaki itu,Teh Litfi.
Ternyata hari itu adalah kesempatan terakhirku memotret Teh Litfi, Kanker ganas bersemayam dalam dirinya tapi dia tetap sabar dan tersenyum.
"Teh Litfi malah mendoakan kami, kami semua terharu, dalam kondisinya seperti itu dia masih sempat memikirkan kami  adik-adiknya,"adu salah seorang temanku setelah habis menjenguk Teh Litfi

Hmm rindu kalian...walau kita sekarang jarang bertemu karena kesibukan masing-masing, namun selalu dekat di hati ^__^

Kumpulan sms dari saudari-saudariku tercinta:
Herni:
Do'a tuk sahabatku tercinta...Malaikat yang baik titip sahabatku yah, tuntunlah ia ke jalan yang benar..Cubit aja pipinya klo dia nakal, tapi aku mohon jangan sampai hatinya terluka dan sedih. Ya Allah...jangan  hapus senyum manis itu dari wajahnya, karena disitulah keluarganya menemukan kebahagian sesungguhnya..Aku mohon jagalah sahabatku...abadikanlah persahabatan kami tuk selamanya..janganlah Engkau basahi pipinya dengan air mata kesedihan, tapi basahilah pipinya dengan air mata kebahagiaan..Amiin Ya Rab

Vanda:
Tiada yang lebih membahagiakan kecuali memiliki ilmu yang bermanfaat, mendapat rezeki yang halal, bisa nikmat beribadah, sabar atas musibah dan mensyukuri nikmat Allah